Brain Wash – Imogen PR.
Our modern world is great for instant gratification but terrible for long-term happiness.
Clicking, scrolling, snacking, buying – daily routine kita dibuat dari ribuan hal-hal kecil, yang dimana semuanya dirancang untuk memberikan kita kesenangan. Jadi, pastinya semua orang seharusnya bahagia, kan?
Sayangnya, statistik menunjukkan bahwa kebalikannya. Sejak tahun 1990-an, jumlah resep antidepresan di Amerika Serikat telah meningkat lebih dari 400 persen. Selama periode waktu yang sama, angka bunuh diri meningkat hampir di setiap negara bagian. Dan, hari ini, lebih dari satu dari empat orang Amerika menderita insomnia.
Selama jutaan tahun, nenek moyang kita hidup di dunia yang berbahaya dan tidak stabil. Untuk mengatasi tekanan ini, dan untuk membantu kita tetap aman, otak kita terlibat untuk menghargai hal-hal tertentu, seperti social acceptance dan makanan yang kaya energi.
Dengan berkembangnya zaman dan teknologi, menjadikan kehidupan kita menjadi lebih mudah. Seperti, saat ini, banyak sekali perusahaan makanan yang memang memudahkan kita contohnya dengan adanya fast food, lalu grocery stores yang menyediakan berbagai manisan manis, makanan ringan asin, dan segala macam tinggi kalori, dan makanan yang tidak memiliki nutrisi. Pada jangka panjang hal ini akan membawa kita kepada berbagai macam penyakit seperti obesitas, diabetes, dan penyakit jantung.
The brain is malleable and susceptible to change, for both good and bad.
Pada tahun 1848 seorang pekerja di rel kereta api, Phineas Gage mengalami kecelakaan, sebuah ledakan terjadi dan menjadikan kepala nya terkena batang besi, yang mengakibatkan otaknya mengalami kerusakan dan merubah hidupnya.
Sebelum kejadian ini, Gage merupakan orang yang sangat baik dan ramah. Namun, setelah kejadian tersebut ia berubah menjadi orang yang berbeda. Gage menjadi orang yang emosian. Namun, seiring berjalannya waktu, otaknya mulai sembuh, dan akhirnya dia kembali menjadi orang yang berhati lembut dan ramah.
Untungnya, peristiwa besar dan dramatis seperti pengalaman Gage cukup langka. Otak setiap orang terus berubah dalam banyak hal kecil sepanjang hidup mereka. Setiap kali Anda memiliki pikiran, perasaan, atau pengalaman baru, sel otak, atau neuron Anda, membentuk koneksi sinaptik berita yang disebut dengan neuroplasticity.
Pola ini menjadi sangat penting ketika Anda mempertimbangkan hubungan antara bagian yang berbeda dari otak. Secara sederhana, otak kita memiliki tiga bagian utama. Pertama ada batang otak, yang mengatur fungsi tubuh otomatis seperti pernapasan. Berikutnya adalah otak limbik, yang berisi amigdala, yang bertanggung jawab untuk memproses emosi seperti rasa takut dan gairah. Masalah muncul ketika komunikasi ini lemah, dan impuls hemagdala dibiarkan menjadi liar. Ketika ini terjadi, kita menjadi impulsif, reaktif, dan egois.
The risk and reward structures of our brains are dangerously overstimulated.
Bayangkan kehidupan 12 ribu tahun yang lalu: tidak ada TV, tidak ada smartphone, tidak ada ice cream stroberi. Kegiatan yang paling seru di sekitar adalah mencari makan dan lari dari pemangsa. Tubuh kita akan berevolusi dan itu artinya pikiran kita juga akan berkembang. Namun sayang, hasilnya adalah sebagian otak kita tidak siap menghadapi beban sensorik dunia modern. Pesan utamanya adalah : the risk and reward structures of our brains are dangerously overstimulated.
Saat Anda melakukan aktivitas seperti makan camilan manis, tubuh Anda akan merespon dengan melepasnya dopamine yang memicu pusat otak Anda untuk melakukan reaksi yang menyenangkan. Dan akhirnya Anda mendapatkan dorongan kegembiraan dan ingat untuk melakukannya lagi.Ketika Anda mengalami situasi sulit atau menakutkan dan terlalu banyak stres, tubuh Anda akan melepaskan hormon “kortisol”. Hormon ini memicu sistem tubuh Anda hingga mengambil kendali tubuh Anda, bahkan dapat mendorong Anda untuk membuat keputusan yang lebih impulsif.
Hampir 80% orang dewasa memulai hari mereka dengan memeriksa smartphone mereka. Itu adalah dorongan hormon dopamine. Kemudian Anda pergi bekerja yang penuh tekanan di mana lalu lintas ramai, atau pemicu lain yang bisa menyebabkan Anda stres. Hal tersebut meningkatkan kadar “kortisol” Anda. Kemudian di penghujung hari, mengkonsumsi makanan berkarbohidrat tinggi dan melihat media digital dimalam hari, sehingga mendongkrak hormon dopamine Anda lagi.
“Semua penggunaan media sosial yang berlebihan dapat membatasi kebahagian Anda”
Anda bangun, Anda memeriksa telepon Anda. Anda membuat sarapan, Anda memeriksa email Anda. Anda mengemudi untuk bekerja, Anda memeriksa telepon Anda lagi. Selama dekade terakhir ini, internet dan media sosial telah menjadi kehadiran konstan bagi kebanyakan orang. Faktanya sebuah laporan baru-baru ini menemukan bahwa 16% remaja merasa kecanduan ponsel mereka. Efek sampingnya dapat merangsang sistem otak Anda hingga melemahkan “anterior cingulate”. Kecanduan internet bahkan dapat melemahkan persahabatan kita dan mengorbankan perasaan terputusnya hubungan sosial Anda.
Maka dari itu kendalikan penggunaan media sosial Anda secara kompulsif dan lihat bagaimana rasanya. Batasi waktu yang Anda habiskan untuk online, nantinya mungkin Anda akan menemukan bahwa memutuskan sambungan dari internet membantu Anda terhubung kembali dengan lingkungan Anda.
Overuse of social media can severely limit your happiness.
Selama dekade terakhir, internet dan sosial media telah menjadi kehadiran konstan bagi kebanyakan orang. Faktanya, 16 persen remaja merasa kecanduan ponsel mereka. Tapi apa efek samping dari kecanduan handphone?
Teknologi komunikasi digital dapat sangat berguna, namun juga dapat merusak
di otak Anda. Setiap Facebook, Instagram post, atau tweet lucu membanjiri otak Anda bagai dopamin yang membuat Anda kecanduan. Proses ini bahkan dapat mengakibatkan perubahan pada otak. Beberapa penelitian telah menemukan bahwa banyak individu dengan kecanduan internet telah melemah di bagian depan
Otak membantu pengendalian impuls yang moderat.
Kecanduan internet bahkan dapat melemahkan persahabatan kita dan pemutusan interaksi kita ke sesama. Walaupun fungsi media sosial adalah untuk membantu berinteraksi dengan orang sekitar, tetapi interaksi melalui ruang online ini tidak menawarkan manfaat yang sama sebagai interaksi tatap muka.
Cobalah untuk melakukan eksperiment untuk menjauhkan diri Anda dari sosial media. Anda mungkin akan merasa lebih terhubung dengan lingkungan sekitar Anda.
Menumbuhkan empati penting untuk memerangi sindrom pemutusan hubungan.
Empati didefinisikan melalui dua cara. Empati afektif adalah kemampuan untuk merasakan rasa sakit atau emosi orang lain. Sedangkan Empati kognitif adalah kemampuan untuk melihat dunia dari sudut pandang orang lain.
Kebalikan dari empati adalah narsistik, orang narsis sangat mementingkan diri sendiri, egois, dan benar-benar mengabaikan perasaan orang lain. Rasa narsisitik akan menutupi rasa empati dalam diri.
Ini adalah berita buruk bagi mereka yang menderita sindrom pemutusan hubungan. Penurunan kemampuan untuk merasakan empati membatasi kemampuan kita untuk terhubung dengan orang lain dan membentuk hubungan mendalam dengan seseorang/ orang sekitar.
Referensi:
Perlmutter, A., Loberg, K., Perlmutter, D. (2020). Brain Wash: Detox Your Mind for Clearer Thinking, Deeper Relationships, and Lasting Happiness. United States: Little, Brown.